In my humble opinion, jika seseorang memilih salah satu diantara dua pilihan itu, maka pilihan itu haruslah berasal dari KATA HATI nya sendiri. Pilihan itu tidak bisa dipaksakan ke seorang WM ato FTM. Kata hati mereka sendirilah yang akan membimbing pilihan dan langkah hidup mereka. Pilihan menjadi WM ato FTM sama halnya dengan memilih suatu profesi ato pekerjaan atau hobi apa yang akan kita jalani. Coba bayangkan kalau profesi ato pekerjaan atau hobi dipaksakan kepada seseorang, pasti dalam prosesnya atau pada akhirnya hasil yang diperoleh tidak akan maksimal atau tidak akan menguntungkan, baik bagi dirinya sendiri atau orang-orang di sekitarnya.
Saya pribadi paling tidak suka jika ada yang men-judge seseorang hanya karena seseorang itu memilih untuk menjai WM atau menjadi FTM. Masing-masing ada konsekuensi dan tanggung jawabnya. Dan biarlah mereka sendiri yang menjalani. Mengenai kualitas anak, tidak semata-mata ditentukan oleh bekerja atau tidak ibunya, tapi tergantung bagaimana CARA pengasuhan dan didikan orang tua dan lingkungan sekitarnya.
p.s. : bagi para WM dan FTM yang sedang bimbang menentukan, yang bisa saya sarankan adalah ikuti kata hati anda! tapi ingat, jangan melabeli orang lain! sekarang anda menentang, siapa tau suatu saat anda justru menjadi bagian darinya.
4 komentar:
selalu jadi dilemaa dan ga ada abisnya pergulatan hati..
gmn dong kita belum beli mobil..LOL
salam kenal mbak Lita,
good writing, setelah 14 thn jd WM, akhirnya saya putuskan utk ikuti kata hati saya menjadi FTM dan tdk terasa sekarang sudah 7 bulan, how do I feel? I feel good, never better... :)
ì always wanna b a ftm mom lit. Hiks...
@teteh : jadinya resign ga ni?ayo putuskan.. +loh ko gw yg ngotot+
@riana : haluuuu...nice to know you...
tyt bnr ya,intinya adl mengikuti kata hati.. +hug+
@mb ska : cuzzz kredit 50jt di bri. mau dianterin? +ditampol om piki+
Post a Comment